BAB I
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
1. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam sel daah merah kurang dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan sel, perdarahan atau gabungan keduanya (dr. Faisal Yatim, DTM & H, MPH, 2003).
2. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/hitung eritosit lebih rendah dari harga normal (Arif Mansjoer, 1999).
3. Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin, 2002).
4. Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah (Silvia, A. Price, 1995).
5. Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal (www.medicastore.com).
6. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.
7. Anemia defisiensi besi adalah anemia akibat defisiensi besi dalam gizi atau hilangnya darah secara lamban dan kronik.Umumnya akan terjadi anemia dimorfim karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat
B. ETIOLOGI
1. Asupan besi yang berkurang pada jenis makanan Fe non-heme, muntah berulang pada bayi, dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna.
2. Malabsorpsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEM)
3. Kehilangan/pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis seperti pada divertikulum Meckel, poliposis usus, alergi susu sapi, dan infestasi cacing.
4. Kebutuhan besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan yang cepat pada bayi dan anak, infeksi akut berulang, dan infeksi menahun
5. Depo besi yang kurang seperti pada berat badan lahir rendah, kembar
6. Kombinasi dari etiologi di atas
C. FAKTOR PRESDISPOSISI
1. Status Hematologik wanita hamil
2. Berat badan lahir rendah
3. Partus,dimana terjadi kelahiran abnormal dan pengikatan tali pusat terlalu dini
4. Pemberian makanan yang tidak adekuat karena ketidaktahuan ibu,perilaku pemberian makanan, keadaan sosial, jenis makanan
5. Infeksi menahun dan infeksi akut langsung
6. Infeksi parasit seperti ankilostoma,Trichuris trichiura,dan amoeba
D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, infasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lesis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar di atas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (misal: apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dl), hemoglobin akan terdifusi dalam gomerolus ginjal dan ke dalam urine (hemoglobinurea).
E. MANIFESTASI KLINIS
- Anak tampak lemas
- Sering berdebar-debar
- Mudah lelah
- Pucat
- Sakit kepala atau iritabel
- Pucat terlihat pada mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, dan konjungtiva
- Papil lidah atrofi, jantung agak membesar
- Tidak ada pembesaran limpa dan hati, serta tidak terdapat iastesis hemoragik
F. PENATALAKSANAAN
- Pengobatan kausal
- Makanan yang adekuat
- Pemberian preparat besi (sulfas ferosus) 3 x 10 mg/kgBB/hari. Agar penyerapannya di usus meningkat vitamin C dan penambahan protein hawani. Diharapkan kenaikan Hb 1 g/dl setiap 1-2 minggu
- Tranfusi darah diberikan bila Hb < 5 g/dl dan disertai dengan keadaan umum buruk. Prinsip pemberiannya makin rendah kadar Hb, makin sedikit, makin lambat, dan makin sering transfusi darah yang diberikan.
G. PENCEGAHAN
Prenatal à ibu hamil biasanya diberikan tambahan besi
2. Pasca natal à Bayi prematur dan bayi kembar harus mulai diberikan tambahan besi sejak umur 4 minggu, misalnya preparat sulfat ferosus
à Mulai diberikan makanan tambahan memadai sejak umur 4 bulan. Pada prakteknya, di negara Barat kebanyakan bayi mendapat besi dari makan-makanan bayi yang biasanya sudah ditambahkan besi
H. KOMPLIKASI
Pada anemia berat, dapat menimbulkan penyakit jantung kongestif.
I. PATHWAY
Perdarahan Kegagalan dan Berkurangnya Sel Meningkatnya
Kerusakan darah merah Penghancuran
Sumsum Tulang (kurang vit B 12, Sel darah merah
asam folat dan Fe)
Jantung Jumlah sel darah Muskuloskeletal
Penurunan cardiac Otak Tulang keropos
output jantung Penurunan O2 ke jaringan
Cemas
Kesadaran Kerusakan
menurun mobilitas fisik
Resiko cidera
Pucat
Dispnea Kelemahan dan Pucat ekstremitas
Takipnea kelelahan Dingin
Perfusi jaringan
Perifer tidak efektif
Gangguan Aktifitas
Pernafasan Terbatas
Kerusakan
pertukaran gas
Intoleransi
aktifitas
Sumber:Price,Sylvia.1995.Patofisiologi Edisi 4.Jakarta:EGC
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN
Data yang dapat diperoleh dari wawancara :
1. Riwayat kesehatan keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita hal yang sama? (tiga generasi)
b. Apa yang menyebabkan dan sudah berapa lama menderita anemia defisiensi zat besi
c. Apakah yang dirasakan sama? Bagaimana?
2. Riwayat kesehatan dahulu
a. Apakah sudah pernah menderita sakit ini sebelumnya?
b. Berapa lama?
c. Pengobatan yang telah dijalani?
d. Penyebabnya apa?
e. Tanda gejala yang dirasakan?
f. Apakah pernah menderita penyakit dalam sebelumnya? Apa?
g. Apakah ada riwayat perdarahan
h. Riwayat tumbang saat kecil
i. Apakah adanya gangguan absorbsi
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama
- Apa yang paling dirasakan pasien?
b. Keluhan tambahan
- Apakah pasien merasa kelelahan
- Apakah pasien sakit kepala?
- Apakah merasa cepat letih?
- Apakah penglihatan berkunang-kunang?
- Apakah telinga berdering?
4. Data objektif
a. Muka pucat
b. Lesu
c. Nadi lemah dan cepat
5. Data subjektif
a. Keluhan dingin
b. Sakit kepala
c. Sesak nafas
d. Mengeluh lemah
6. Pengkajian menurut Doengoes,Moorhouse,dan Ceissler (1999:569)
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala :
- Keletihan, kelemahan, malaise umum
- Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk kerja
- Toleransi terhadap latihan rendah
- Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
Tanda :
- Takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat
- Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya
- Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
- Ataksia, tubuh tidak tegak
- Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala :
- Riwayat kehilangan darah kronis
- Riwayat endokarditis infektif kronis
- Palpitasi (takikardia kompensasi)
Tanda :
- TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural
- Disritmia: abnormalitas EKG
- Bunyi jantung: murmur sistolik
- Ekstremitas: pucat pada kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibit) dan dasar kuku
- Sklera: biru atau putih seperti mutiara
- Pengisian kapiler menghambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonstriksi kompensasi)
- Kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
- Rambut: kering, mudah putus, menipis; tumbuh uban secara premature
c. Integritas ego
Gejala : Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan
Tanda : Depresi
d. Eliminasi
Gejala :
- Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
- Flatulen, sindrom malabsorpsi
- Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
- Diare atau konstipasi
- Penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
e. Nutrisi
Gejala :
- Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi
- Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan
- Mual/muntah, dispepsia, anoreksia
- Adanya penurunan berat badan
- Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
Tanda :
- Lidah tampak merah daging/halus
- Membran mukosa kering, pucat
- Turgor kulit: buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
- Stomatitis dan glositis
- Bibir: selitis
f. Higiene
Tanda : Kurang bertenaga, penampilan tak rapih
g. Neurosensori
Gejala :
- Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
- Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata
- Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki; klaudikasi
- Sensansi menjadi dingin
Tanda :
- Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis
- Mental: tak mampu berespons lambat dan dangkal
- Oftalmik: hemoragis retina
- Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang
- Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi, tanda Romberg positif, paralisis
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen samar; sakit kepala
i. Pernapasan
Gejala :
- Riwayat TB, absent paru
- Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : Takipnea, ortopnea, dan dispnea
j. Keamanan
Gejala :
- Riwayat pekerjaan terpajan teradap bahan kimia
- Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan
- Riwayat kanker, terapi kanker
- Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas
- Transfusi darah sebelumnya
- Gangguan penglihatan
- Penyembuhan luka buruk, sering infeksi
Tanda :
- Demam rendah, menggigil, berkeringat malam
- Limfadenopati umum
- Petekie dan ekimosis
k. Seksualitas
Gejala :
- Perubahan aliran menstruasi
- Hilang libido
- Impoten
Tanda : Serviks dan dinding vagina pucat
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Melihat keadaan umum pasien
- Adanya perdarahan
b. Palpasi
- Menunjukkan kepekaan miokard karena hipoksemia
- Pengisian darah ke kapiler
c. Auskultasi
- Apakah jantung berdebar?
8. Pemeriksaan diagnostik
a. JDL di bawah nilai normal (Hb, hematokrit, dan sel darah merah)
b. Peritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
c. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
d. Hb elektroforesin mengidentifikasi tipe Hb abnormal pada penyakit sel sabit
e. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi B12
B. DIAGNOSA
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
3. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi HB darah
4. Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan mobilitas fisik
5. Cemas berhubungan dengan penurunan cardiac output jantung
C. INTERVENSI
Dx I : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat beraktivitas dengan normal
NOC : Penghematan energi
Kriteria hasil :
- Menyadari keterbatasan energi
- Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
- Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas
Keterangan skala :
1. Tidak sama sekali
2. Ringan
3. Sedang
4. Berat
5. Sangat berat
NIC : Pengelolaan energi
- Pantau respon oksigen pasien
- Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi
- Pantau/dokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur
- Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik dan/atau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktivitas, sesuai dengan kebutuhan
- Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, bertandar, duduk, berdiri dan ambulasi yang dapat ditoleransi
Dx II : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas normal
NOC : Status pernapasan; pertukaran gas
Kriteria hasil :
- Status neurologis dalam rentang yang diharapkan
- Dispnea pada saat istirahat dan aktivitas tidak ada
- Gelisah, sianosis, dan keletihan tidak
- Saturasi oksigen normal
Keterangan skala :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
NIC : Pengelolaan jalan napas
- Kaji bunyi paru, frekuensi napas, kedalaman dan usaha, dan produksi sputum sesuai dengan indikator dari penggunaan alat penunjang yang efektif
- Pantau satuasi O2
- Pantau status pernapasan dan oksigensi sesuai dengan kebutuhan
Dx III : Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb darah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi gangguan perfusi jaringan perifer
NOC : Perfusi jaringan; perifer
- TD dalam rentang yang diharapkan
- Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
- Tingkat sensasi normal
- Fungsi otot utuh
- Kulit utuh, warna normal
- Suhu ekstremitas hangat
- Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
Keterangan skala :
1. Esktrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak terganggu
NIC : Penatalaksanaan sensasi perfier
- Melakukan sirkulasi perifer secara komprehensif (misal: periksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna dan suhu ekstremitas)
- Kaji rasa tidak nyaman
- Berikan pengobatan anti trombosit atau anti koagulan jika diperlukan
- Hindari atau dengan seksama pantau penggunaan alat yang panas/dingin
- Tinggikan anggota badan yang terkena 20o atau lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah balik vena
Dx IV : Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan mobilitas fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cidera terkontrol dan berkurang
NOC : Kontrol resiko
- Mengetahui resiko
- Memonitor faktor resiko lingkungan
- Memonitor faktor resiko perilaku individu
- Mengembangkan strategi kontrol resiko yang efektif
- Memonitor perubahan status kesehatan
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Manajemen keamanan lingkungan
- Identifikasi tingkat kebutuhan pasien akan keamanan
- Identifikasi bahaya yang ada di lingkungannya
- Atur lingkungan untuk meminimalkan resiko cidera
- Gunakan alat pelindung atas situasi yang berbahaya
- Monitor lingkungan untuk perubahan status keamanan
Dx V : Cemas berhubungan dengan penurunan cardiac output jantung
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cemas berkurang
NOC : Kontrol ansietas
- Mempertahankan penampilan peran
- Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
- Manifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Pengurangan ansietas
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Instruksikan pasien penggunaan teknis relaksasi
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
- Beri dorongan kepada orang tua untuk menerima anak sesuai dengan kebutuhan
D. EVALUASI
Dx I Skala
- Menyadari keterbatasan energi 4
- Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat 4
- Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas 4
Dx II
- Status neurologis dalam rentang yang diharapkan 4
- Dispnea pada saat istirahat dan aktivitas tidak ada 4
- Gelisah, sianosis, dan keletihan tidak ada 4
- Saturasi oksigen normal 4
Dx III
- TD dalam rentang yang diharapkan 4
- Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris 4
- Tingkat sensasi normal 4
- Fungsi otot utuh 4
- Kulit utuh, warna normal 4
- Suhu ekstremitas hangat 4
- Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi 4
Dx IV
- Mengetahui resiko 4
- Memonitor faktor resiko lingkungan 4
- Memonitor faktor resiko perilaku individu 4
- Mengembangkan strategi kontrol resiko yang efektif 4
- Memonitor perubahan status kesehatan 4
Dx V
- Mempertahankan penampilan peran 4
- Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik 4
- Manifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada 4
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Aesculapius.
Price, Sylvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Yatim, Faisal. 2003. Talasemia Leukimia dan Anemia. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
www.medicastore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar