KONSEP DASAR HIPERTIROID
A. DEFINISI
Hipertiroidisme adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan (Sylvia A. Price)
Hipertiroidisme adalah aktivitas tiroid yang berlebihan, suatu kelenjar endokrin yang mengatur semua tugas tubuh (Graffit).
Hipertiroidisme adalah keadaan yang ditandai oleh metabolisme yang meningkat akibat hormone tiroid yang beredar berlebihan (David Ovedof, 1995)
B. ETIOLOGI
a). Hormon Spesifik
1. Disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
2. Malfungsi hipofisis menyebabkan kadar HT dan TSH yang tinggi.
b). Penyakit Hipertiroidisme
1. Penyakit Grave
Adalah penyakit auotoimun yang ditandai oleh produksi otoantibodi IgG sehingga terjadi peningkatan pembentukan HT. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespon terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui namun terdapat predisposisi genetic terhadap pemyakit otoimun.
2. Gondok Nudeler
Adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormone tiroid, yang terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolic yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalam hal ini, peningkatan HT disertai aleh peningkatan TRH dan TSH. Bila kebutuhan akan hormone tiroid berkurang , ukuran kelenjar tiroid kembali ke normal. Kadang terjadi perubahan yang irreversible dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar tersebut, walaupun tidak selalu tetap memproduksi hormone tiroid dalam jumlah yang belebihan.
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dibalik manifestasi penyakit hipertiroid graves dapat dibagi ke dalam dua kategori : (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih system saraf adrenergic dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang bersikulasi.
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilanagn pengontrolan normal sekresi hormone tiroid. Karena kerja TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas system kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta andrenergik. Keadaan ini mengarah pada tachikardi dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergic, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negative, penipisan lemak, dan hasil akhir, defisiensi nutrisi.
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitary, dan hormone gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria maupun wanita. Setelah pubertas, wanita juga akan menunjukkan ketidakteraturan mnstruasi dan penurunan fertilitas.
D. PATHWAY KEPERAWATAN
Hipertiroidisme
Aktivitas hormone tiroid meningkat
Aktivitas metabolisme meningkat
Keseimbangan Aktivitas saraf simpatis kelemahan
Nitrogen menurun menipis
Penipisan lemak
Defisit nutrisi
Tiroid berlebihan
Eksoftalmus motilitas usus
meningkat
gangguan perpindahan reseptor β- adrenergic
impuls sensori meningkat
diare
tachikardi
E. GAMBARAN KLINIS
• Gaster difus atau nodul-nodul tiroid
• Bising mungkin terdengar diatas kelenjar tiroid.
• Berat badan turun tetapi nafsu makan bertambah
• Intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak.
• Kulit hangat, lembab, kuku kecil,rapuh, rambut tipis
• Mungkin terjadi diaere dan polyura
• Oligominore
• Gejala psikiatrik bervariasi dari ansietas hingga psikosis
• Tremor halus pada tangan
• Tanda pada mata eksoftalmus, edema periorbita, kelopak mata turun
• Tacichardia, tekanan nadi membesar, gagal jantung pada penderita yang tua atau pada yang berpenyakit jantung
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan darah yang mgukur kadar HT (t3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah ditingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
• Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum.
• Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
Tindakan Diagnostik :
• Mengamati sendiri gejala yang timbul
• Pencatatan perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik oleh dokter
• Pemeriksaan darah laboratorium
• EKG
• Pemeriksaan radioaktif I 131
Pemeriksaan khusus :
• T3 dan T4 serum ( pada tirotoksikatosis,hanya T3 yang mungkin meningkat,T4 dalam batas normal
• Antibodi tiroid(antitiroidgloubulin dan antibodiantrimikrosomal) mungkin sedikit meningkat pada penyakit Graves dan jelas meningkat pada Tiroiditis Hasimoto
• Uptake yodium radioaktif dan scan pada kasus-kasus tertentu
G. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kongestif
2. Badai tiroid (memburuknya gejala dengan tiba-tiba)
3. Salah diagnosis sebgai reaksi kecemasan psikologi
H. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan umum
Karena kondisi ini berkembang secara perlahan, gejala sulit dikenal. Jika keluarga dan teman menyebutkan perubahan pada perilaku atau penampilan anda, konsultasikan dengan dokter.
2. Pengobatan
• Obat antitiroid untuk menekan aktivitas tiroid
• Obat beta adrenergic blocker untuk mengurangi denyut jantung yang cepat
• Iodium radioaktif untuk meghansurkan sel-sel tiroid
• Thiounera atau (propylthiouracil atau methimazole)
• Propanolol untuk mengendlikan gejala pada kasus yang lebih berat.
• propanolol dan thiouracil juga mencegah konversi perifer T4 menjadi T3
• Terapi suportif untuk ansietas,gejala hiperaktif sistem saraf simpatis
• T3 eksogen boleh diberikan untuk membantu menekan sekesi TSH mngendalikan ukuran kelenjar tiroid dan melicinkan jalan penyakit
3. Aktivitas
Istirahat di tempat tidur sebanyak mungkin sampai gangguan dapat disembuhkan.
4. Makan-makanan tinggi protein untuk menggantikan jaringan yang hilang karena aktivitas tiroid yang berlebihan.
5. Pembedahan
• Tiroidektomi subtotal
• Harus dilaukan pada orang dewasa
• Iodium radioaktif
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERTIROID
A. Pengkajian
Riwayat dan pemeriksaan kesehatan berfokus pada kekambuhan gejala yang berkaitan dengan percepatan metabolisme. Hal ini mencakup keluhan keluarga dan pasien tentang kepekaan dan peningkatan reaksi emosional. Penting juga untuk menentukan dampak dari perubahan ini yang telah dialami dalam interaksi pasien dengan kelaurga, teman, dan rekan kerja. Riwayatnya meliputi stresor lain dan kemampuan pasien untuk menghadapi stres.
Status nutrisi dan adanya gejala dikaji. Kekambuhan gejala berkaitan dengan output sistem saraf berlebihan dan perubahan penglihatan dan penampilan mata. Oleh karena kemungkinan adanya perubahan emosi yang berkaitan dengan hipertiroid, status emosi dan psikologi pasien dievaluasi. Keluarga pasien mungkin memberikan informasi tentang perubahan terakhir dalam status emosi pasien.
1. Data Subjektif
Hipersekresi kelenjar tiroid menimbulkan efek yang hebat pada kemampuan pasien untuk berfungsi, begitu pula pada proses-proses fisiologis. Perawat mengumpulkan data dari pasien atau anggota keluarganya mengenai keadaan yang lalu dan keadaan sekarang: Tingkat energi, Kemampuan suasana hati dan mental, Kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari, Kemampuan mengatasi stress, Intoleransi terhadap panas atau dingin, Asupan makanan, Pola eliminasi.
Wawancara harus dapat membantu perawat mengetahui pemahaman pasien atau keluarganya mengenai penyakit dan pengobatannya, dan mengenai perawatan yang diperlukan oleh pasien.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik awal harus mencakup keterangan pokok mengenai pasien: Status mental (kemampuan mengikuti pengarahan), Status gizi, Status kardiovaskular, Karakteristik tubuh, Penampilan dan tektur kulit, Penampilan mata dan gerakan ekstraokuler, Adanya edema serta lokasinya, penampilan leher dan gerakannya, Lingkaran perut, Ekstremitas.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat dilakukan pada tingkat hipotalamus, hipofise, tiroid, serum atau jaringan perifer.Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum dan T3 resin uptake. Pemeriksaan T3 resin uptake dilakukan untuk menilai perubahan konsentrasi protein serum yang dapat merubah ikatan T3 dan T4, T4 merupakan hormon yang lebih poten. Perubahan tiroxine-binding globulin (TBG) dan prealbumin dapat merubah konsentrasi T4 bebas, dan sedikit merubah T3.
Peningkatan kada T4 biasanya sesuai dengan keadaan klinis hipertiroid berat, sedangkan pemeriksaan T3 lebih sensitif dalam menentukan hipertiroid ringan. Radioimmunoassay TSH dan tes stimulasi dapat membantu membedakan hipertiroid primer dan sekunder. Pemeriksaan nodul tiroid mungkin memerlukan biopsi jarum dan eksplorasi bedah.
4. Dasar Data Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Gejala : insomnia, sensitivitas T, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan otot.
Tanda : atrofi otot.
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina).
Tanda :disritma (vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tiroksikosisi).
c. Eliminasi
Gejala : urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam feces, diare.
d. Integritas ego
Gejala : mengalami stres yang berat (emosional, fisik)
Tanda : emosi labil 9euforia sedang sampai delirium), depresi
e. Makanan + cairan
Gejala : kehilangan berat badan mendadak, napsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering kehausan, mual, muntah.
Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
f. Neurosensor
Tanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental, perilaku (bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang), tremor halus pada tangan, tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
h. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis).
i. Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan saat pemeriksaan).
Tanda : suhu meningkat di atas 37,4ºC, diaforesis kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus.
Eksotalus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yag menjadi sagat parah.
j. Seksualitas
Tanda : penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
k. Pengeluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami tiroid masalah rwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagaian. Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia gangguan jantung/pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pneumonia), trauma, pemeriksaan rongen foto dengan zat kontras.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan waktu pengisian diastolik sebagai akibat peningkatan frekuensi jantung
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek hiperkatabolisme
3. Diare berhubungan dengan peningkatan aktivitas metabolik
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat metabolisme yang meningkat
5. Perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan perpindahan impuls sensori akibat oftalmopati.
C. Intervensi
Diagnosa 1: Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan waktu pengisian diastolik sebagai akibat peningkatan frekuensi jantung.
NOC : Pompa jantung efektif
Indicator
Tekanan darah dalam batas normal
Denyut nadi dalam batas normal
Tidak ada disritmia
Tidak ada angina
Tidak kelelahan
Indicator skala
1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan
NIC : Cardiac care
Intervensi
1. Evaluasi adanya nyeri dada meliputi intensitas, lokasi, durasi skala dsb.
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Monitor adanya perubahan tekanan darah
4. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
5. Monitor status pernapasan
6. Anjurkan untuk menurunkkan stress
NIC : Vital sign monitoring
Intervensi
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor bunyi jantung
4. Monitor frekuensi da irama pernapasan
5. Monitor vital sign sebelum, selama dan sesudah aktivitas.
Diagnosa 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek hiperkatabolisme.
NOC : Nutrition status
Indicator
Stamina
Tenaga
Kekuatan menggenggam
Daya tahan tubuh
Indicator skala
1 = tidak adekuat
2 = sedikit adekuat
3 = cukup adekuat
4 = lebih adekuat
5 = sangat adekuat
NIC : Nutrition management
Intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering
3. Kolaborasi dengan gizi utuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5. Anjurkan pasien makan selagi hangat
NIC : Nutrition monitoring
Intervensi
1. Monior berat badan
2. Monitor turgor kulit
3. Monitor mual dan muntah
4. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
5. Monitor kekeringan, rambut kusam dan raouh.
Diagnosa 3: Diare berhubungan dengan peningkatan aktivitas metabolik.
NOC : Fluid balance
Indicator
Nadi perifer teraba
Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
Tidak ada asites
Membran mukosa lembab
Berat badan stabil
Indicator skala
1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan
NIC : Diarhae management
Intervensi
1. Monitor warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi feses
2. Observasi turgor kulit
3. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi sedikit serat, tinggi kalori dan tinggi protein
4. Monitor berat badan
5. Berikan obat antidiare
6. Kolaborasi medis jika tanda dan gejala diare berlanjut.
Diagnosa 4: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat metabolisme yang meningkat.
NOC : Energy conservation
Indicator
Istirahat dan aktivitas seimbang
Mengetahui keterbatasan energi
Mengubah gaya hidup sesuai tingkat energi
Persediaan energi cukup untuk aktivitas
Indicator skala
1 = tidak berkembang
2 = untuk pengembangan kecil
3 = untuk pengembangan sedang
4 = untuk pengembangan besar
5 = sangat berkembang
NIC : Activity therapy
Intervensi
1. Pantau respon kardiopulmonal sebelum dan setelah aktivitas
2. Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi
3. Berikan periode istirahat selama aktivitas
4. Ajarkan pasien untuk memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan daripada yang tidak dapat dilakukan
5. Berikan aktivitas motorik untuk mempertahankan kekuatan otot
6. Beri dukungan jika pasien berpartisipasi dalam aktivitas
Diagnosa 5: Perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan perpindahan impuls sensori akibat oftalmopati.
NOC : Vision comprensation behavior
Indicator
Gejala penglihatan yang memburuk
Tidak ada bahaya mata
Istirahat mata dari aktivitas yang melelahkan
Penglihatan terhadap cahaya
Indicator skala
1 = tidak menampakkan
2 = jarang menampakkan
3 = kadang menampakkan
4 = sering menampakkan
5 = selalu menampakkan
NIC : Communication enhancement: visual deficit
Intervensi
1. Deskripsikan keadaan lingkungan pasien
2. Ajarkan pasien untuk melihat dengan sensasi dan gerakan tangan
3. informasi kepada pasien keberadaan barang-barang yang mungkin dibutuhkan
4. Tidak meletakkan barang tapa menginformasikan pada pasien
5. Monitor reaksi mata terhadap cahaya
D. Evaluasi
Kriteria hasil skala
Diagnosa 1:
o Tekanan darah dalam batas normal 1 - 5
o Denyut nadi dalam batas normal 1 - 5
o Tidak ada disritmia 1 - 5
o Tidak ada angina 1 - 5
o Tidak kelelahan 1 - 5
Diagnosa 2:
o Stamina 1 - 5
o Tenaga 1 - 5
o Kekuatan menggenggam 1 - 5
o Daya tahan tubuh 1 - 5
Diagnosa 3:
o Nadi perifer teraba 1 - 5
o Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam 1 - 5
o Tidak ada asites 1 - 5
o Membran mukosa lembab 1 - 5
o Berat badan stabil 1 - 5
Diagnosa 4:
o Istirahat dan aktivitas seimbang 1 - 5
o Mengetahui keterbatasan energi 1 - 5
o Mengubah gaya hidup sesuai tingkat energi 1 - 5
o Persediaan energi cukup untuk aktivitas 1 - 5
Diagnosa 5:
o Gejala penglihatan yang memburuk 1 - 5
o Tidak ada bahaya mata 1 - 5
o Istirahat mata dari aktivitas yang melelahkan 1 - 5
o Penglihatan terhadap cahaya 1 - 5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hipertiroidisme adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadappengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan (Sylvia A. Price)
Disebabkan oleh :
1. Hormon Spesifik
a. Disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus
b. Malfungsi hipofisis meneyebabkan kadar HT dan TSH yang tinggi.
2. Penyakit Hipertiroidisme
a. Penyakit Grave
b. Gondok Noduler
Gejala yang timbul :
• Gaster difus atau nodul-nodul tiroid
• Bising mungkin terdengar diatas kelenjar tiroid.
• Berat badan turun tetapi nafsu makan bertambah
• Intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak.
• Kulit hangat, lembab, kuku kecil,rapuh, rambut tipis
• Mungkin terjadi diaere dan polyura
• Oligominore
• Gejala psikiatrik bervariasi dari ansietas hingga psikosis
• Tremor halus pada tangan
• Tanda pada mata eksoftalmus, edema periorbita, kelopak mata turun
• Tacichardia, tekanan nadi membesar, gagal jantung pada penderita yang tua atau pada yang berpenyakit jantung
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes,Marilyn C. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.
Harwono, Sapto.2001.Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi Keperawatan.
Jakarta: Widya Medika.
Jhonson,Marion,dkk. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC) Edisi
2. St. Louis ,Missouri ; Mosby.
Long,Barbara. 1996. Praktek Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan IAPK.
Ovedof, Dafid.1995. Kapita selekta kedokteran 1. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Mc Closkey, Joanner. 1996 . Iowa Intervention Project Nursing Intervention
Classification (NIC) Edisi 2. Westline Industrial Drive, St.
Louis :Mosby.
Santosa,Budi . 2005 - 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA . Jakarta : Prima
Medika
Waspadji, Sarwono.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. Ed.3. Jakarta:FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar